Senin, 27 Februari 2012


Al-Quran, Pedoman Sepanjang Zaman


Alkisah pada masa awal berdirinya Muhammadiyah Kyai H Ahmad Dahlan pernah “diprotes’’oleh santrinya. Pada saat itu KH A Dahlan mengajarkan Surat Al-Ma’un secara berulang-ulang, padahal para santri sudah sangat hafal ayat tersebut. Dengan santun beliau mengatakan bahwa ayat tersebut masih terus diajarkan karena para santri belum mengamalkan isi kandungan ayat yang telah dihafalkan tersebut.
Setelah itu para santri tergerak untuk mendirikan panti asuhan, balai pengobatan, sekolah dan amal usaha yang lain, sebagai bentuk pengamalan ayat Al-Qur’an. Sudah kita fahami bersama bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisi panduan yang akan membimbing keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dijelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk (hudan) bagi manusia, pembeda (furqan) antara yang haq dan yang batil dan juga penjelas (bayan) tentang petunjuk.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Sebagai sebuah petunjuk maka Al-Qur’an haruslah difahami oleh manusia.dan kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah petunjuk akan memberikan arahan bagi kita akan jalan yang benar dan menuju hasil akhir yang baik. Karena itulah agar benar-benar memberikan arti bagi kita, Al-Qur’an haruslah dibaca, difahami dan diamalkan.
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, di mana di dalamnya terkandung hidayah bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan agar selamat dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagai kitab suci, isi kandungan Al-Qur’an sangat lengkap. Mengandung beberapa macam pedoman bagi manusia dalam beribadah kepada Allah. Isi kandungan Al-Qur’an yaitu: 
pertama, Kitab pedoman yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Ajaran Al-Qur’an membimbing manusia agar keluar dari kegelapan yang berupa kekafiran, kesesatan dan kebodohan menuju cahaya Ilahi yang berupa keimanan, keislaman dan ilmu pengetahuan.
    Allah SWT berfirman: “(Ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).
    Kedua, Panduan yang membimbing kehidupan seorang muslim agar menjalankan agamanya secara benar. Beribdah kepada Allah dengan lurus, baik dan adil. Ini dicapai dengan mengikuti ajaran Islam sesuai dengan pengajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya dan para ulama yang shaleh: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS. Al-Israa’: 9).
    Ketiga, memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman dan peringatan kepada orang-orang ingkar (kafir). Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman melalui amal shaleh yang mereka lakukan, akan mendapat pahala berlipat dan akan dibalas dengan kebaikan di dunia dan surga di akhirat. Sebaliknya, orang-orang ingkar akan mendapat balasan buruk diakhirat. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahw bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih.” (QS. Al-Israa’: 9-10).
    Keempat, Al-Qur’an menyembuhkan hati manusia dan menebarkan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Ia menyembuhkan segala macam penyakit hati, termasuk akhlak tercela. Penyakit hati bersumber dari pemahaman akidah yang salah tentang Allah, malaikat, rasul-rasul, hari akhirat, qadha dan qadar. Kesalahan keyakinan ini membuat hati gelisah, sakit dan bingung. Allah SWT berfirman: “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menmbah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Israa’: 82).
    Kelima, berisi nasihat dan ibrah (pelajaran). Al-Qur’an banyak berisi kisah-kisah penuh hikmah tentang orang-orang terdahulu. Kisah-kisah itu tentu bukan hanya sekedar pemanis dan hiasan Al-Qur’an, lebih dari itu, ia adalah pelajaran (ibrah) yang harus diambil oleh umat Islam.
    Firman Allah SWT: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf: 111).
Eksistensi manusia sering dianalogikan dengan sebuah ‘mobil’. Setiap mobil yang dibuat oleh pabriknya pasti memiliki spesifikasi tertentu. Misalnya, bahan bakarnya harus premium. Olinya mesti dengan tingkat keenceran tertentu. Cara menjalankannya harus mengombinasikan antara kopling, gas, rem dan persneling. Dan lain sebagainya.
Nah, jika mobil tersebut dikemudikan tanpa memperhatikan ‘ketentuan’ yang diwajibkan oleh pabriknya, tentu mobil akan rusak sebelum waktunya. Misalnya, jika bahan bakarnya diganti dengan solar atau minyak tanah. Pasti mobil tersebut segera rusak. Begitu pula jika dijalankan dengan tanpa memperhatikan kombinasi kompling, gas, rem dan persneling yang sesuai umur mobil tidak akan seawet mobil lainnya yang dijalankan dengan benar.
 Pertanyaannya adalah: untuk siapakah segala ’kewajiban’ yang diharuskan oleh pabrik mobil itu? Apakah untuk kepentingan pabrik, ataukah untuk kepentingan mobil dan pemiliknya? Tanpa perlu berpikir panjang kita dapat menjawabnya dengan mudah, bahwa semua kewajiban itu adalah untuk kepentingan mobil dan pemiliknya. Bagi pabrik, sama sekali tidak ada kerugian apa pun kalau Anda tidak menjalankan segala kewajiban itu. Bahkan, meskipun si pemilik mobil melanggar semua ketentuan itu dengan alasan yang ’baik dan benar’. Tetap, saja ia akan memperoleh efek yang merugikan ketika tidak menjalankan kewajiban. Misalnya, demi alasan ’penghematan’ maka BBM mobil diisi saja minyak tanah yang harganya lebih murah dibandingkan pertamax. Meskipun keduanya sama-sama bahan bakar minyak.
Sungguh benar, petuah Rasulullah SAW bahwa hasil yang akan kita peroleh nanti sesuai dengan sikap kita terhadap Al-Qur’an.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَاحَلَّ مُصَدَّقٌ، مَنْ جَعَلَهُ أَمَامَهُ قادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ
Dari Abdullah bin Masud berkata, bahwa Rasululullah SAW bersabda, “Al-Qur’an itu syafa’at yang dapat memberi syafa’at dan argumen yang benar. Barang siapa yang mengikuti Al-Qur’an, akan membimbingnya ke surga. Dan barang siapa yang mengabaikannya, ia akan membawanya ke neraka.” (HR. Thabrani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar